Pindang Gombyang, Dari Limbah Kepala Ikan Bawal Menjadi Makanan Lezat Khas Indramayu

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman


Pindang Gombyang, Dari Limbah Kepala Ikan Bawal Menjadi Makanan Lezat Khas Indramayu

White Lion
Selasa, 29 Januari 2019
 MENARA POST Kehidupan masyarakat di Kabupaten Indramayu tidak bisa lepas dari laut. Posisi wilayah tersebut yang berada di daerah pesisir utara Provinsi Jawa Barat membuat sebagian besar masyarakat di sana bergantung hidup dan mencari makan di lautan.
Pindang Gombyang makanan khas Indramayu (Foto : Sitian food)


Dengan melimpahnya hasil laut, tentunya melimpah juga makahan khas Kabupaten Indramayu yang berbahan dasar hasil laut tersebut. Salah satunya adalah pindang gombyang yang sudah melegenda.

Pindang gombyang cukup unik karena rasanya yang menyegarkan. Namun  siapa sangka, makanan yang kini bernilai ekonomis tinggi ini dahulunya tidak diminati.

Adalah Carmiah (49), koki dibalik kesuksesan gombyang. Lewat tangan dinginnya kini makanan tersebut menjadi makanan khas dari Kabupaten Indramayu.
[ads-post]
Carmiah cerita, gombyang adalah makanan yang terbuat dari kepala ikan manyung atau dikenal juga dengan jambal. 

Di Indramayu memang banyak pembuat ikan asin jambal roti. Hampir di setiap pesisir, para pembuat ikan asin mudah untuk ditemui.

Sekitar tahun 2006 silam, kepala ikan manyung belum sepopuler sekarang. Bahkan para pembuat ikan asin membuang begitu saja kepala ikan manyun.

“Dibuang karena limbah. Terus bingung juga kan mau diapakan itu kepala ikan,” katanya, Senin (28/1) kemarin.

Akhirnya ia pun berpikir keras sehingga tercetuslah ide untuk membuat makanan berbahan dasar kepala ikan manyung. Dengan racikan bumbu dan rempah, ia sukses menghilangkan bau amis kepala ikan dan menjadikannya santapan makan siang yang lezat.

“Bumbu dasarnya paling cuma kunyit, bawang merah, putih, laos, kemiri, cabai rawit dan bumbu rempah lain,” ujarnya.

Pada awal berdagang, peminat gombyang sangatlah sepi. Masyarakat masih menilai aneh makanan tersebut. Namun Carmiah tak putus asa. Usahanya pun berbuah manis, Warung dagangannya yang terletak di Pantai Karangsong, Indramayu kini ramai pembeli.

“Setelah dua bulan baru pada datang ke sini,” tutur dia. Carmiah mengatakan, lama kelamaan banyak warga lain yang mengikuti jejaknya berjualan kepala ikan manyung.

Buktinya di sekitar wilayah Karangsong Indramayu banyak ditemukan penjual makanan khas tersebut. Dia pun bersyukur ikan yang semula dijadikan limbah bisa bernilai ekonomi cukup tinggi.

Tak ayal kini kepala ikan manyung memiliki harga di pasar. Dahulu pada tahun 2006 silam, satu kilogram kepala ikan hanya dihargai Rp 2.500 saja. Kini para pedagang ikan menjualnya dengan harga Rp 25.000 per kilogramnya.
“Satu kepala ikan itu beratnya bisa mencapai 2 sampai 3 kilo,” ungkapnya.

Pena
By.
Redaksi
Editor
By.
Redaksi
Foto 
By.
Sitian food