Demi Perjuangkan Status PNS, Guru Honorer Asal Indramayu Nekat Jalan Kaki Menuju Jakarta

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman


Demi Perjuangkan Status PNS, Guru Honorer Asal Indramayu Nekat Jalan Kaki Menuju Jakarta

White Lion
Minggu, 21 Oktober 2018
Demi memperjuangkan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjadi harapan semua kaum honorer, seorang guru tidak tetap (GTT) honorer Sukma Umbara, nekat berjalan kaki dari Indramayu ke Istana Presiden di Jakarta.
Pejalanan Sukma Umbara, seorang guru honorer Indramayu yang nekat berjalan kaki hingga Jakarta sudah tiba di Cianjur.

Sukma yang merupakan pendidik di SDN Cadasngampar di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar) itu mengawali perjalanannya pada Senin lalu (15/10) dan pada Sabtu (20/10) malam sudah berada di Cianjur.

Sukma beristirahat di Cianjur sebelum meneruskan perjalanannya hari ini (21/10). Menurut Ketua Tim Investigasi DPP Forum Honorer K2-Persatuan Guru Republik Indonesia (FHK2-PGRI) Riyanto Agung Subekti, ikhtiar Sukma berjalan kaki dari Indramayu menuju Jakarta menjadi vitamin bagi seluruh honorer K2.

Tanpa memedulikan terik matahari matahari, angi dan kadang hujan, Sukma terus bersemangat demi menyampaikan aspirasi para guru honorer kepada Presiden Joko Widodo.

Lebih lanjut, Riyanto menuturkan, Sukma pada 19 Oktober 2018 tepat jam 16.00 WIB tiba di gedung PGRI Kota Bandung. Di sana ada pengurus PGRI Kecamatan Lembang dan Kabupaten Bandung Barat yang mengawal Sukma.
[ads-post]
Selanjutnya, guru yang akrab disapa dengan panggilan Kang Sukma itu diterima Ketua PGRI Kota Bandung Maman Sulaeman serta para honorer yang tergabung dalam Forum Asosiasi Guru Tenaga Honorer (AGTH) - PGRI Kota Bandung.
"Kehadiran Kang Sukma disambut dengan keharuan dan tidak terasa banyak honorer yang meneteskan air matanya," kata Itong -panggilan akrab Riyanto, Minggu (21/10).

Itong menambahkan, Pengurus Pusat FHK2-PGRI terus mendukung ikhtiar Kang Sukma. "Kami mengimbau kepada kawan-kawan honorer yang lain terus mendoakan Kang Sukma agar kesehatan, keselamatannya selama di perjalanan panjang ini terus tetap terjaga dalam keadaan prima tanpa suatu halangan," tuturnya.

Itong juga meminta pengurus PGRI di kabupaten/kota yang dilalui dan disinggahi Sukma bisa menerima kehadiran pejuang bagi honorer itu. Sebab, kalangan honorer sejak awal berjuang selalu bersinergi dengan PGRI

"Semoga perjuangan Kang Sukma tidak sia-sia dan bisa langsung bertemu Presiden Jokowi di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018, hanya untuk meminta keadilan kapan diselesaikannya masalah honorer di Indonesia yang sudah mengabdi lama mengharapkan untuk diangkat jadi PNS lewat kebijakan seorang presiden. Entah itu perpres atau kepres,” pungkas Itong.

Sukma nekat berjalan kaki sejauh ratusan kilometer dari Indramayu hingga Jakarta dmi mendapat perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Biarlah saya yang maju. Siapa tahu dengan jalan kaki, presiden mau mendengarkan aspirasi seluruh honorer K2 terutama Kabupaten Indramayu," kata guru di SDN Cadasngampar Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu ini, Kamis (18/10).

Sejak Senin, 15 Oktober, pria yang akrab disapa Kang Sukma itu memulai aksi jalan kakinya. Misinya tidak lain menyampaikan aspirasi honorer K2 langsung ke Presiden Jokowi, bila bertemu nanti.
Dia tahu, aksi jalan kakinya ini penuh risiko. Itu sebabnya, sebelum melakukan perjalanan dia sudah membuat surat pernyataan. Isinya dia bertanggung jawa penuh bila sesuatu terjadi dengannya.
"Aksi ini murni inisiatif saya. Tidak ada paksaan dari pihak manapun. Ini semata-mata demi perjuangan mendapatkan hak kami sebagai PNS setelah bertahun-tahun mengabdi menjadi honorer," ujar Kang Sukma.
Dia menyebutkan, nantinya sebelum bertemu Jokowi, akan lebih dulu mendatangi Gedung DPR RI di Senayan. Dia percaya masih ada banyak legislator yang tetap konsisten mendukung perjuangan honorer K2 menjadi PNS.

 Baginya, tidak ada status yang layak untuk honorer K2 selain PNS. Karean wacana status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sangat tidak diinginkan K2.
"Menjadi PPPK sama saja menjerumuskan nasib kami ke jurang yang sama. Kami ingin menghabiskan sisa umur kami dengan menikmati status PNS," ucap yang belum tahu sampai tanggal berapa tiba di Jakarta.